Pemanfaatan Pusat Sumber Belajar

Pusat sumber belajar yang akan di bahas pada post ini adalah Perpustakaan, laboratorium keperawatan, laboratorium bahasa dan laboratorium komputer.

Pusat sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk tujuan mempermudah dan mendukung proses pembelajaran dari seorang pebelajar, baik berupa tempat dan benda.
wall.alphacoders.com





1. Perpustakaan
Masihkah perpustakaan di kampus anda dikelola oleh orang yang bukan berasal dan tidak memiliki background ilmu perpustakaan. Terlalu banyak di negeri ini suatu pekerjaan yang dipercayakan kepada orang yang tidak tepat, diberikan kepada orang yang karena masih memiliki hubungan kekerabatan atau hanya karena ingin menghemat pengeluaran jumlah gaji maka memperkejakan seseorang yanh tidak ahli dibidangnya.

Tentunya jika anda datang ke perpustakaan dan kesulitan menemukan buku karena tata letak dan katalog yang berantakan sungguh sangat membuat malas. Peminjaman masih dilakukan secara manual dengan ditulis dibuku tebal.
Padahal ada cara lain yang lebih baik, pastinya ada seperangkat komputer yang berada dalam perpustakaan anda. Gunakanlah itu sebagai media untuk mempermudah pekerjaan anda di perpustakaan, bukannya hanya untuk bermain Facebook dan Twitter, come on, jadilah orang cerdas!
Anda dapat menggunakan software opensource untuk mempermudah “Library management System anda”, anda dapat menggunakan SliMS. Anda dapat terbantu dengan software tersebut. Jika anda memiliki pemustaka yang memang memiliki background perpustakaan, maka terbantulah anda.



2. Laboratorium keperawatan
Berdayakanlah seperti prinsip orang Korea, disana diterapkan pembelajaran yang aplikatif. Perusahaan korea misalnya, disana Baik setingkat direktur, manajer, karyawan, satpam dll harus dapat mengoperasikan segala elemen perlengkapan perusahaan, contohnya forklift, semua orang dalam perusahaan harus dapat menjalankannya. Jika tidak bisa?ya belajar!

Pada prinsipnya lab mandiri sangat baik sekali, sangat bermanfaat bagi mahasiswa keperawatan untuk mengasah kemampuan praktek asuhan keperawatannya.

Tapi terkadang yang disayangkan adalah laboratorium selalu tidak representatif. Idealnya setiap phantom harus sejumlah total mahasiswa dalam 1 kelas. Misalnya phantom tangan manusia untuk latihan pemasangan terapi intravena, yaitu infus. Apakah wajar jika dalam 1 kelas berisi 20orang hanya diberikan 1 atau 2 phantom tangan untuk bergantian melakukan pemasangan infus?
Hal-hal sederhana yang sekali pakai harusnya disediakan sebagai fasilitas cuma-cuma yang dapat dipakai untuk latihan mahasiswa dalam lab mandiri, seperti handscoen, masker, infusion set, kateter, needle dll.



3. Laboratorium bahasa
Beberapa hari lalu saya membaca berita dari portal berita digital, disana dikatakan hongkong membutuhkan ribuan tenaga kesehatan dari Indonesia khususnya Perawat, tepatnya 2000 orang perawat. Syarat mutlak yang diperlukan hanyalah 1, apa itu? Perawat tersebut wajib bisa berbahasa Kanton !

Sedari dulu perawat yang berasal dari Indonesia diketahui memiliki kemampuan sama dan bahkan lebih baik di dunia keperawatan secara internasional. Tiap tahun kebutuhan perawat dari negara-negara seluruh dunia sangat signifikan, ribuan perawat dari Indonesia selalu dijadikan rebutan. Sebut saja dari Amerika Serikat, Jepang, negara-negara Timur tengah dll. Karena perawat Indonesia dikenal ramah, ulet, penyabar, dan memiliki kemampuan Asuhan Keperawatan yang baik.

Maka, kebutuhan adanya laboratorium bahasa dalam STIKes adalah mutlak. Karena kita hanya kalah dibahasa saja. Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, Bahasa Kanton, Bahasa mandarin dan Bahasa Arab harus mulai diajarkan dan menjadi salah satu mata kuliah dalam kurikulum di STIKes.


4. Laboratorium komputer
Siapa bilang perawat hanya berurusan dengan nyawa manusia dan segala apapun bentuk tindakan keperawatan kepada pasien.
Selain kemampuan bahasa, perawat juga membutuhkan kemampuan mengoperasikan komputer dengan baik.

Berkembangnya informatika kesehatan dalam bidang kesehatan dewasa ini sangat pesat. Perkembangan teknologi dan informasi dalam segala sudut kehidupan sudah merasuk secara masif. Kaitannya di bidang kesehatan TIK sangat dibutuhkan, contohnya karena dapat membantu dalam penyimpanan rekam medis pasien. Hingga yang terkini adalah proses menulis asuhan keperawatan seorang pasien saat ini dituliskan kedalam komputer, dan didalam komputer sudah tersedia asuhan keperawatan untuk berbagai macam penyakit dan gangguan kesehatan pada pasien.

Jadi ketika kuliah, sebaiknya di dalam laboratorium komputer, jangan diajarkan lagi tentang dasar-dasar komputer yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan perawat di dunia kerja, buatlah kurikulum yang tepat sasaran, yang dapat digunakan oleh mahasiswanya kelak jika sudah menjadi seorang perawat !

Posting Komentar

2 Komentar