Strategi Membaca di Kelas

Saya coba akan menjabarkan tentang Strategi Membaca di Kelas, dimana dikelompokkan menjadi 5 poin utama.


Sebelumnya saya akan bercerita sedikit.


4 Tahun terakhir saya adalah seorang Guru Produktif / Kejuruan yang mengajar di SMK dengan salah satu jurusan kesehatan, yaitu Keperawatan.


Maka contoh yang akan saya gunakan tentunya adalah kejadian / kondisi sesungguhnya yang saya alami berdasarkan situasi kelas dengan peserta didik saya dengan tahap tumbuh kembang fase remaja, pada usia sekitar 15 – 18 Tahun.


Membaca / Menulis? Penting kah di jenjang SMK? Ternyata jenjang apapun, tetap penting. Karena tidak menutup kemungkinan SMK pun ada peserta didik yang mengalami Dyslexia, misalnya.


Baiklah, saya mulai.





(Komunitas Belajar "Bantu Guru Belajar Lagi" : Bekasi)


  • Bercerita

Biasanya sebelum mulai pembahasan pembelajaran materi belajar, saya akan mulai dengan membahas kejadian hangat yang terjadi pada kehidupan sehari-hari (Berita Kesehatan, Pendidikan, Fenomena alam, Koruptor, Hal yang tidak wajar, atau apapun). Entah itu dari televisi, media daring, kejadian di Kota Bekasi/Lingkungan sekitar sekolah atau apapun. Saya akan memberikan rangsangan dengan bertanya acak kepada siapapun peserta didik dikelas (utamanya adalah peserta didik yang kurang aktif dalam bertanya/menjawab/respon dalam kegiatan pembelajaran). Hal ini saya bertujuan untuk mengetahui seberapa tertarik peserta didik untuk mengetahui hal tersebut. Tidak melulu tentang jurusan yang mereka sedang tempuh di SMK. Setelah mereka menjawab, akan dibahas fakta-fakta yang terjadi, dan meluruskan hal yang keliru atau salah tafsir. Dengan demikian peserta didik tanpa disadari sudah bercerita, dan berbicara.



  • Membaca tanda & Simbol di Sekolah

Hal ini unik, entah itu jenjang TK, SD, SMP, atau SLTA. Saya yakin Guru tidak akan luput (mudah-mudahan) terkait penyampaian tentang “Life Skill” atau sejenisnya. Terkait poin ini mari di sederhanakan tentang hal yang berada di dalam Sekolah saja. Simbol / Tulisan pembeda pada tong sampah sesuai jenisnya (pada kenyataannya sampah tidak terpisah sesuai dengan tongnya), Simbol / Tulisan dilarang menggunakan alas kaki, misalnya di sebuah aula terbuka yang juga di fungsikan untuk menjadi Musola (agak sulit misalnya jika aula tersebut berdekatan posisinya dengan Sekolah jenjang TK / SD dimana usia mereka masih sangat kental untuk bermain). Nah, solusinya adalah, tentunya adalah kesadaran Gurunya untuk memanggil, menegur, dan memberitahu dengan baik-baik kepada peserta didik tersebut, bisa pada saat itu, atau beberapa menit setelahnya. Diberikan pengertian secara baik dan kasih sayang. Jangan lupa, Kontak mata, peserta didik harus melihat mata Guru yang sedang menasehati, itu akan lebih efektif. Setelah itu tentunya memastikan Tanda & Simbol mudah dilihat / diperbanyak.

  • Bermain Drama

Sesuai dengan kalimat pembuka diatas. Untuk jurusan yang sedang saya ampu, tentunya amat sangat menitikberatkan pada kemampuan bermain peran dengan baik. Hal ini dapat ditunaikan dengan kurikulum yang memang mengharuskan praktik laboratorium. Tentunya melakukan tindakan keperawatan dasar, kebbutuhan dasar manusia, sesuai dengan SKKNI. Nah yang harus ditekankan, dipastikan, dan menjadi tantangan Guru adalah peserta didik mampu melakukan alur tindakan keprerawatan itu dengan benar sesuai SOP, namun tetap dapat berkomunikasi yang baik. Komunikasi terapeutik. Komunikasi yang dapat menyiratkan bahwa peserta didik mampu melakukan tindakan keperawatan tersebut, percaya diri, dan berkompeten. Kontak mata tetap penting sebagai salah satu tekniknya.

  • Visualisasi

Visualisasi disini berarti adalah kemampuan mentransformasikan sebuah tulisan menjadi Gambar. Hal ini juga termasuk penting harus dimiliki dan dilatih oleh peserta didik. Saya kira masa depan, pekerjaan seseorang seringkali tidak sesuai dengan pendidikan / jurusan yang sedang atau telah dijalani pada masa lalu. Ada kemungkinan, mereka memiliki potensi lain yang entah mereka sadari atau tidak, jika disadari apakah dikembangkan atau tidak. Jadi sesekali, di momen tertentu silahkan berikan ruang untuk peserta didik untuk mengekspresikan apa yang ingin mereka sampaikan / utarakan melalui sebuah gambar. Entah itu bentuk tugas, atau kegiatan menyenangkan yang dapat ditunjukkan / dipajang di mading sekolah, misalnya.

  • Mengajukan Pertanyaan yang Kompleks

Hal ini penting untuk dilakukan. Pada poin ini bertujuan untuk melatih dan meningkatkan pemahaman peserta didik akan suatu materi pembelajaran yang sebelum, saat, setelah Belajar. Untuk SMK jurusan Keperawatan. Kami juga menggunakan Kamus istilah medis / kesehatan yang sama, yang digunakan oleh mahasiswa Jurusan Kedokteran / Keperawatan. Peran guru disini adalah, mengenalkan, membahas istilah-istilah yang jarang mereka dengar, lalu kemudian melakukan parafrase pada bagian definisi jika dirasa masih sulit untuk dimengerti oleh para peserta didik.





Demikian.

Terima Kasih 😀


Posting Komentar

0 Komentar