Fenomena.
S
|
elamat pagi
semuanya. Saya ucapkan selamat pagi agar
senantiasa kita diberikan semangat untuk menjalani hari-hari yang mungkin
membosankan. Hari-hari karantina mandiri karena pandemi Covid 19 beberapa bulan
terakhir, namun tidak bagi beberapa profesi yang tetap bekerja, utamanya yang
pekerja risiko tinggi, karena harus bekerja diluar rumah, entah berbagi jadwal
kerja, atau memang profesi yang tidak punya pilihan lain, mati kelaparan jika
hanya diam dirumah. Pegawai restoran, Pedagang keliling, Petugas pengangkut
sampah, Ojek dan lain sebagainya.
www.freepik.com
Saya adalah seorang guru. Sama dengan rekan-rekan
saya di belahan Dunia lain, yang mungkin sudah menjadi korban kebijakan Lockdown atau anjuran Karantina mandiri
di rumah, dimana rekan-rekan yang sudah mengalami kebosanan sejak Bulan Januari
/ Maret, hingga saat tulisan ini dibuat yaitu bulan Mei. Organisasi dunia WHO
beberapa hari ini mengeluarkan pendapat, yang kira-kira isinya adalah, mengenai
kemungkinan Covid 19 tidak akan pernah hilang dari dunia, akan menjadi endemi
diantara manusia selamanya.
Sebagai Pembelajar / Pendidik,
maupun Pebelajar sepanjang hayat, saya memiliki reaksi yang biasa saja, karena
saya memahami beberap penyakit yang khususnya disebabkan oleh Virus pun memang
belum ada vaksinnya, kematiannya juga sangat tinggi, namun berbeda dengan Covid
19 yang menular, yang saya perhatikan kelamaan semakin menguat, dan berisiko
sangat tinggi kepada manusia pada fase tumbuh kembang Lansia. Bagi seluruh
manusia di Bumi, mengenai penyataan WHO, hal tersebut adalah pukulan telak.
Hingga kini antivirus / vaksin Covid 19 belum diketemukan, belum lagi mengenai
teori Konspirasi dengan berisi narasi bahwa Covid 19 adalah hal yang sengaja
diciptakan.
Untuk kalangan berpendidikan, hal
tersebut kurang dapat diterima. Ya, pada akhirnya, biarkan waktu yang menjawab,
apakah terbukti atau tidak. Sebelum ada pandemi Covid 19 pun sebenarnya angka
kematian di dunia cukup besar, termasuk Indonesia. Apakah itu karena penyakit
kanker, kecelakaan lalu lintas, kelaparan, kecelakaan kerja, serangan jantung,
bencana alam, dan sebagainya.
Jika manusia diberikan kesempatan
untuk melakukan Guyon dan tidak berdosa, mengenai Covid 19. Ternyata ada
hal-hal positif dalam tanda kutip, “kebaikan” yang terjadi pada dunia saat ini
karena pandemi Covid 19. Misalnya, kita dapat melihat berita di media mainstream
seperti TV, Berita digital atau Internet : Polusi udara berkurang, Polusi air
yang dilintasi kapal berkurang Ikan-ikan dapat terlihat, serta hidup, Hewan-hewan
liar dengan santainya beraktivitas ke tengah kota, dan lain sebagainya, juga
tentunya jumlah manusia berkurang. Ya, manusia yang tentunya bertanggung jawab
karena Polusi, punahnya satwa, dan lain-lain.
Banyak sektor yang terdampak Covid
19 yaitu Ekonomi, Pendidikan, Pariwisata, dan lain sebagainya. Banyak
orang-orang di dunia mengalami Pemutusan Hubungan Kerja, pengurangan gaji dan
lain hal. Karena profesi saya saat ini adalah seorang Guru, tentunya saya akan
membahas tentang sektor Pendidikan. Covid 19, yang mengubah Metode Pembelajaran
dunia Tahun 2020.
Teori, Hasil Penelitian, Kebijakan sebagai rujukan.
Menurut pengamatan yang saya lakukan
secara sederhana, baik melalui TV, Portal Berita dan lain sebagainya. Semua
jenjang pendidikan di Indonesia, kebanyakan belum benar-benar menyiapkan
kurikulum dalam pelayanan belajar daring kepada peserta didiknya, namun memang
ada Guru yang kreatif yang melakukannya secara individu & mandiri, bukan
memang diwajibkan dari Sekolah.
Untuk Sekolah tempat saya bekerja, Kira-kira
saat bulan februari Sekolah melakukan pelatihan kepada guru-guru dalam persiapan
pelayanan pembelajaran secara daring kepada peserta didik, pemateri berasal
dari rekan-rekan Guru yang memang dirasa mampu dalam pembelajaran daring, salah
satunya saya. Pada saat itu saya memberikan materi mengenai Penggunaan
Pertemuan daring dengan Webex, Penggunaan Google Classroom & Google Quiz.
Lalu rekan-rekan yang lain memberikan materi mengenai Penggunaan Pertemuan
daring dengan Zoom dan lain sebagainya. Pelatihan memang menitikberatkan kepada
kemampuan yang mungkin belum dimiliki Guru secara umum. Seperti Kuis daring
dengan Kahoot / Quizizz, rekan-rekan guru lain sudah menguasainya, tentunya
penguasaan pada beberapa media pembelajaran yang lainnya.
Mengutip dari buku Creativity and Critique in Online Learning ;
Exploring and Examining Innovations in Online Pedagogy disebutkan bahwa :
“Salah satu masalah seputar pengajaran dan pembelajaran
daring adalah Fakta bahwa itu efektif dari segi biaya, menjadikannya prospek
yang sangat menarik bagi institusi pendidikan saat ini menjadi daya tarik masyarakat
(Jacqueline Baxter et all, 2018).
Dari kutipan
tersebut, saya semakin yakin untuk menyimpulkan, dan mungkin bagi
sekolah-sekolah yang saat ini mendadak memberikan pelayanan pembelajaran
daring, bahwa kurikulum / kanal belajar secara daring harus ada & lebih
depersiapkan dengan baik, agar proses belajar yang dialami oleh peserta didik
menjadi tetap berkesan & bermakna, karena pada saat ini umumnya, walaupun
memang sekolah sudah menerapkan pelayanan belajar daring, pada berjalannya
proses, guru tetap menggunakan alternatif-alternatif lain, tentunya sesuai
kemampuan guru itu sendiri. Minimal, harus ada portal utama yang dijadikan
pusat dari Learning Management System yang
digunakan secara baku oleh guru, metode yang lain maka akan menjadi suplemen
agar lebih variatif. Contohnya https://elearning.ut.ac.id
sebagai sarana belajar daring oleh mahasiswa Universitas Terbuka. Pada
akhirnya, Online Learning / Blended Learning sudah ada sejak lama di
Indonesia, namun harus benar-benar dijadikan alernatif utama selain Proses
pembelajaran tatap muka, lalu disusul Pembelajaran secara daring yang dimiliki
institusi pendidikan.
Saya pribadi, selama proses
pembelajaran daring dari rumah. Saya menggunakan Google Classroom (beserta
google apps yang lain ; google cultures & art, google slides dll),
Konferensi daring Webex & Zoom, Blog pembelajaran pribadi www.svnrcy.my.id, Kuis daring Kahoot &
Quizizz dll, Aplikasi desain grafis Canva, Aplikasi coding berbasis website,
dan lain sebagainya.
Metode pengumpulan informasi / mnegkaji
teori / hasil penelitian sbg rujukan.
Metode yang saya gunakan untuk menulis artikel ini
adalah dengan cara telaah buku (e-book), yang saya gunakan sebagai rujukan
kutipan & paraphrase dengan Bahasa saya sendiri. Secara keseluruhan artikel
ini, berasal dari pengataman & pengalaman nyata yang saya alami secara langsung.
“Kegiatan e-learning pedagogi mengikuti konsep
pembelajaran tatap muka, e-learning kadang tidak dianggap hal yang utama,
tetapi hanya perpanjangan atau pelengkap dari proses pembelajaran tatap muka". (Matthew
Montebello, 2018)
Namun saya juga
percaya pendapat Matthew Montebello pada penjelasan yang lain dibukunya, saya
yakin teknologi Artificial Intelligence pada dunia pendidikan sekarangpun
sudah menyusup dalam kehidupan manusia tanpa disadari.
Terima Kasih.
Daftar
Pustaka
Jacqueline Baxter et all, 2018, Creativity
and Critique in Online Learning ;
Exploring and Examining Innovations in Online Pedagogy, Switzerland : Springer International Publishing.
Matthew Montebello, 2018, AI
Injected e-Learning The Future of Online
Education, Switzerland : Springer International Publishing.
0 Komentar