Covid 19, mengubah Metode Pembelajaran dunia Tahun 2020



Fenomena.
  S
elamat pagi semuanya. Saya ucapkan selamat pagi agar senantiasa kita diberikan semangat untuk menjalani hari-hari yang mungkin membosankan. Hari-hari karantina mandiri karena pandemi Covid 19 beberapa bulan terakhir, namun tidak bagi beberapa profesi yang tetap bekerja, utamanya yang pekerja risiko tinggi, karena harus bekerja diluar rumah, entah berbagi jadwal kerja, atau memang profesi yang tidak punya pilihan lain, mati kelaparan jika hanya diam dirumah. Pegawai restoran, Pedagang keliling, Petugas pengangkut sampah, Ojek dan lain sebagainya.


             www.freepik.com

Saya adalah seorang guru. Sama dengan rekan-rekan saya di belahan Dunia lain, yang mungkin sudah menjadi korban kebijakan Lockdown atau anjuran Karantina mandiri di rumah, dimana rekan-rekan yang sudah mengalami kebosanan sejak Bulan Januari / Maret, hingga saat tulisan ini dibuat yaitu bulan Mei. Organisasi dunia WHO beberapa hari ini mengeluarkan pendapat, yang kira-kira isinya adalah, mengenai kemungkinan Covid 19 tidak akan pernah hilang dari dunia, akan menjadi endemi diantara manusia selamanya.

            Sebagai Pembelajar / Pendidik, maupun Pebelajar sepanjang hayat, saya memiliki reaksi yang biasa saja, karena saya memahami beberap penyakit yang khususnya disebabkan oleh Virus pun memang belum ada vaksinnya, kematiannya juga sangat tinggi, namun berbeda dengan Covid 19 yang menular, yang saya perhatikan kelamaan semakin menguat, dan berisiko sangat tinggi kepada manusia pada fase tumbuh kembang Lansia. Bagi seluruh manusia di Bumi, mengenai penyataan WHO, hal tersebut adalah pukulan telak. Hingga kini antivirus / vaksin Covid 19 belum diketemukan, belum lagi mengenai teori Konspirasi dengan berisi narasi bahwa Covid 19 adalah hal yang sengaja diciptakan.

            Untuk kalangan berpendidikan, hal tersebut kurang dapat diterima. Ya, pada akhirnya, biarkan waktu yang menjawab, apakah terbukti atau tidak. Sebelum ada pandemi Covid 19 pun sebenarnya angka kematian di dunia cukup besar, termasuk Indonesia. Apakah itu karena penyakit kanker, kecelakaan lalu lintas, kelaparan, kecelakaan kerja, serangan jantung, bencana alam, dan sebagainya.
            Jika manusia diberikan kesempatan untuk melakukan Guyon dan tidak berdosa, mengenai Covid 19. Ternyata ada hal-hal positif dalam tanda kutip, “kebaikan” yang terjadi pada dunia saat ini karena pandemi Covid 19. Misalnya, kita dapat melihat berita di media mainstream seperti TV, Berita digital atau Internet : Polusi udara berkurang, Polusi air yang dilintasi kapal berkurang Ikan-ikan dapat terlihat, serta hidup, Hewan-hewan liar dengan santainya beraktivitas ke tengah kota, dan lain sebagainya, juga tentunya jumlah manusia berkurang. Ya, manusia yang tentunya bertanggung jawab karena Polusi, punahnya satwa, dan lain-lain.  
            Banyak sektor yang terdampak Covid 19 yaitu Ekonomi, Pendidikan, Pariwisata, dan lain sebagainya. Banyak orang-orang di dunia mengalami Pemutusan Hubungan Kerja, pengurangan gaji dan lain hal. Karena profesi saya saat ini adalah seorang Guru, tentunya saya akan membahas tentang sektor Pendidikan. Covid 19, yang mengubah Metode Pembelajaran dunia Tahun 2020.

Teori, Hasil Penelitian, Kebijakan sebagai rujukan.
            Menurut pengamatan yang saya lakukan secara sederhana, baik melalui TV, Portal Berita dan lain sebagainya. Semua jenjang pendidikan di Indonesia, kebanyakan belum benar-benar menyiapkan kurikulum dalam pelayanan belajar daring kepada peserta didiknya, namun memang ada Guru yang kreatif yang melakukannya secara individu & mandiri, bukan memang diwajibkan dari Sekolah.
            Untuk Sekolah tempat saya bekerja, Kira-kira saat bulan februari Sekolah melakukan pelatihan kepada guru-guru dalam persiapan pelayanan pembelajaran secara daring kepada peserta didik, pemateri berasal dari rekan-rekan Guru yang memang dirasa mampu dalam pembelajaran daring, salah satunya saya. Pada saat itu saya memberikan materi mengenai Penggunaan Pertemuan daring dengan Webex, Penggunaan Google Classroom & Google Quiz. Lalu rekan-rekan yang lain memberikan materi mengenai Penggunaan Pertemuan daring dengan Zoom dan lain sebagainya. Pelatihan memang menitikberatkan kepada kemampuan yang mungkin belum dimiliki Guru secara umum. Seperti Kuis daring dengan Kahoot / Quizizz, rekan-rekan guru lain sudah menguasainya, tentunya penguasaan pada beberapa media pembelajaran yang lainnya.
            Mengutip dari buku Creativity and Critique in Online Learning ; Exploring and Examining Innovations in Online Pedagogy disebutkan bahwa :

“Salah satu masalah seputar pengajaran dan pembelajaran daring adalah Fakta bahwa itu efektif dari segi biaya, menjadikannya prospek yang sangat menarik bagi institusi pendidikan saat ini menjadi daya tarik masyarakat (Jacqueline Baxter et all, 2018).
Dari kutipan tersebut, saya semakin yakin untuk menyimpulkan, dan mungkin bagi sekolah-sekolah yang saat ini mendadak memberikan pelayanan pembelajaran daring, bahwa kurikulum / kanal belajar secara daring harus ada & lebih depersiapkan dengan baik, agar proses belajar yang dialami oleh peserta didik menjadi tetap berkesan & bermakna, karena pada saat ini umumnya, walaupun memang sekolah sudah menerapkan pelayanan belajar daring, pada berjalannya proses, guru tetap menggunakan alternatif-alternatif lain, tentunya sesuai kemampuan guru itu sendiri. Minimal, harus ada portal utama yang dijadikan pusat dari Learning Management System yang digunakan secara baku oleh guru, metode yang lain maka akan menjadi suplemen agar lebih variatif. Contohnya https://elearning.ut.ac.id sebagai sarana belajar daring oleh mahasiswa Universitas Terbuka. Pada akhirnya, Online Learning / Blended Learning sudah ada sejak lama di Indonesia, namun harus benar-benar dijadikan alernatif utama selain Proses pembelajaran tatap muka, lalu disusul Pembelajaran secara daring yang dimiliki institusi pendidikan.
            Saya pribadi, selama proses pembelajaran daring dari rumah. Saya menggunakan Google Classroom (beserta google apps yang lain ; google cultures & art, google slides dll), Konferensi daring Webex & Zoom, Blog pembelajaran pribadi www.svnrcy.my.id, Kuis daring Kahoot & Quizizz dll, Aplikasi desain grafis Canva, Aplikasi coding berbasis website, dan lain sebagainya.

Metode pengumpulan informasi / mnegkaji teori / hasil penelitian sbg rujukan.
            Metode yang saya gunakan untuk menulis artikel ini adalah dengan cara telaah buku (e-book), yang saya gunakan sebagai rujukan kutipan & paraphrase dengan Bahasa saya sendiri. Secara keseluruhan artikel ini, berasal dari pengataman & pengalaman nyata yang saya alami secara langsung.

“Kegiatan e-learning pedagogi mengikuti konsep pembelajaran tatap muka, e-learning kadang tidak dianggap hal yang utama, tetapi hanya perpanjangan atau pelengkap dari proses pembelajaran tatap muka". (Matthew Montebello, 2018)

Namun saya juga percaya pendapat Matthew Montebello pada penjelasan yang lain dibukunya, saya yakin teknologi Artificial Intelligence pada dunia pendidikan sekarangpun sudah menyusup dalam kehidupan manusia tanpa disadari.

Terima Kasih.

 

Daftar Pustaka

Jacqueline Baxter et all, 2018, Creativity and Critique in Online Learning ;
Exploring and Examining Innovations in Online Pedagogy, Switzerland : Springer International Publishing.

Matthew Montebello, 2018, AI Injected e-Learning The Future of Online
Education, Switzerland : Springer International Publishing.



Posting Komentar

0 Komentar